Sudah lebih dari setahun sejak Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter, sebuah media sosial yang sangat berpengaruh di Indonesia. Selama lebih dari setahun ini, Elon Musk terus mengobrak-abrik Twitter beserta isinya. Mulai dari me-rebranding nama dan logo, memecat ribuan karyawan, mengubah kebijakan, dan banyak lagi.
Musk rela membayar lebih dari 44 miliar USD atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi buatan Jack Dorsey ini. Namun, harga pembelian ini ternyata tak sesuai harapan Elon Musk.
Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Pada Juni 2023 misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Elon Musk, atau sekitar 15 miliar USD.
Lebih Dari Setahun Elon Musk Mengambil Alih Twitter
Lebih dari setahun Elon Musk resmi menjadi pemilik media sosial Twitter, nilai Twitter terus jatuh. Selama lebih dari setahun, Elon Musk terus mengacak-acak Twitter beserta isinya. Mulai dari rebranding nama dan logo, memecat ribuan karyawan, mengubah kebijakan dan banyak lagi.
Musk bersedia membayar lebih dari USD44 miliar atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi ini yang dibuat oleh Jack Dorsey. Namun, harga pembelian ini tidak sesuai dengan harapan Elon Musk saat ini.
Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Pada Juni 2023 misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Elon Musk, atau sekitar USD15 miliar.
Kesalahan strategi
Strategi Elon Musk dalam mengelola Twitter dinilai kurang tepat. Mulai dari memecat karyawan secara besar-besaran hingga perubahan kebijakan yang kontroversial. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas layanan Twitter, seperti lambatnya respons dukungan pelanggan.
Selain itu, keputusan Musk yang terkesan terburu-buru dan kurang mempertimbangkan dampaknya, seperti penerapan biaya langganan Twitter Blue USD8 per bulan yang menuai protes. Kebijakan ini ditarik kembali tak lama setelah diterapkan.
Sikap Musk yang kurang ramah terhadap kritik dan masukan, juga dinilai memperburuk citra Twitter. Pendapat dan masukan dari pengguna Twitter seolah diabaikan. Hal ini berpotensi menurunkan tingkat kepuasan dan kepercayaan pengguna terhadap Twitter.
Elon Musk Merombak Twitter, Mulai Dari Logo Hingga PHK Karyawan
Elon Musk telah mengubah Twitter secara drastis sejak mengambil alih kendali lebih dari setahun yang lalu. Dia dimulai dengan mengganti nama dan logo, dan terus melakukan perombakan besar-besaran.
- Musk memecat ribuan karyawan, termasuk para eksekutif senior. Dia mengklaim ini untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi, tetapi banyak yang mengkritik langkah ini sebagai tindakan yang berlebihan.
- Dia mengubah kebijakan konten yang ketat, memungkinkan beberapa akun yang sebelumnya dilarang kembali online. Langkah ini menuai kontroversi karena khawatir akan meningkatkan ujaran kebencian dan disinformasi.
- Dia memperkenalkan fitur baru seperti edit tweet dan tweet yang lebih panjang, serta meningkatkan algoritme rekomendasi untuk menampilkan lebih banyak tweet populer. Fitur-fitur ini bertujuan meningkatkan interaksi pengguna, tetapi efektivitasnya masih dipertanyakan.
Kesimpulan
Lebih dari setahun berada di bawah kendali Elon Musk, nilai Twitter terus turun. Musk mungkin berhasil meningkatkan aktivitas pengguna, tetapi strateginya yang radikal dan tidak stabil telah menimbulkan kekhawatiran investor. Apakah Musk dapat membalikkan keadaan dan membuktikan skeptis bahwa dia adalah orang yang tepat untuk memimpin Twitter ke masa depan yang lebih cerah? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.
Nilai Twitter Anjlok Di Bawah Kepemimpinan Elon Musk
Elon Musk telah mengambil alih Twitter selama lebih dari setahun. Selama itu, Musk terus merombak Twitter dan isinya. Mulai dari merebranding nama dan logo, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan, mengubah kebijakan, dan banyak lagi.
Musk bersedia membayar lebih dari USD44 miliar atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi ini yang dibuat oleh Jack Dorsey. Namun, harga pembelian ini tidak sesuai dengan ekspektasi Elon Musk saat ini.
Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Pada Juni 2023, misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Elon Musk, atau sekitar USD15 miliar.
Nilai Twitter anjlok di bawah kepemimpinan Elon Musk
Setelah setahun berada di bawah kendali Elon Musk, nilai Twitter terus merosot. Musk sepertinya gagal mewujudkan tujuannya untuk meningkatkan pertumbuhan pengguna baru dan interaksi pengguna. Sebaliknya, kebijakan dan perubahan yang dibuat Musk justru mengakibatkan banyak pengguna migran ke platform media sosial lain.
Banyak pengguna merasa terganggu dengan keputusan Musk yang kontroversial, seperti membiarkan mantan Presiden AS Donald Trump kembali ke platform ini, dan mencabut larangan atas penyebaran disinformasi tentang COVID-19. Musk bahkan sempat mengancam akan menutup kantor Twitter di San Francisco dan memindahkan markas besar ke Texas atau Florida.
Sayangnya, kepemimpinan Musk belum mampu mengembalikan Twitter ke jalur yang benar. Apakah Musk akan segera menjual Twitter atau mencoba strategi baru untuk memulihkan nilai Twitter yang terus merosot? Kita tunggu saja kelanjutannya.
Valuasi Twitter Kini Hanya Sepertiga Dari Harga Pembelian Elon Musk
Setelah lebih dari setahun berada di bawah kendali Elon Musk, nilai Twitter terus turun.
Nilai Twitter kini hanya sepertiga dari harga pembelian Elon Musk
Sejak Elon Musk resmi menjadi pemilik media sosial Twitter pada tahun lalu, ia terus merombak Twitter dan isinya. Mulai dari merebranding nama dan logo, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawan, mengubah kebijakan dan banyak lagi.
Musk rela membayar lebih dari USD44 miliar atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi buatan Jack Dorsey ini. Namun, harga pembelian ini tidak sesuai dengan harapan Elon Musk saat ini.
Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Pada Juni 2023, misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Elon Musk, atau sekitar USD15 miliar.
•Nilai saham Twitter anjlok sekitar 70% dalam setahun terakhir. Perusahaan kehilangan lebih dari separuh nilai pasarnya sejak Musk mengambil alih.
•Banyak pengguna Twitter yang kecewa dengan perubahan yang dilakukan Musk. Sejak Musk membeli Twitter, jumlah pengguna harian aktif turun sekitar 15 juta.
•Musk berjanji akan memperbaiki kebebasan berekspresi di Twitter, tetapi kebijakan yang longgar justru menyebabkan peningkatan ujaran kebencian dan disinformasi.
•Musk berencana untuk mengubah bisnis model Twitter, tapi strateginya belum jelas. Ia bahkan mempertimbangkan menjadikan Twitter sebagai perusahaan pribadi.
Dengan berbagai perubahan yang dilakukan Musk, apakah Twitter dapat bangkit kembali dan mencapai harapannya? Atau justru sebaliknya, nilai Twitter akan terus anjlok di bawah kepemimpinan Mus
Masa Depan Twitter Di Bawah Kendali Elon Musk Masih Belum Jelas
Elon Musk telah mengambil alih Twitter lebih dari setahun yang lalu. Selama lebih dari setahun terakhir, Elon Musk terus mencari tahu tentang Twitter dan isinya. Mulai dari rebranding nama dan logo, memecat ribuan karyawan, mengubah kebijakan dan banyak lagi.
Musk bersedia membayar lebih dari USD44 miliar atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi ini yang dibuat oleh Jack Dorsey. Namun, harga pembelian ini tidak sesuai dengan harapan Elon Musk saat ini.
Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih Twitter. Pada Juni 2023, misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Elon Musk, atau sekitar USD15 miliar.
Masa depan Twitter di bawah Elon Musk masih belum jelas
Dengan keputusan yang dibuat Musk selama setahun terakhir, masa depan Twitter di bawah kendalinya masih belum jelas. Apakah akan lebih baik atau justru semakin buruk. Hal ini karena kebijakan dan perubahan yang dilakukan Musk belum tentu disambut baik oleh pengguna Twitter.
Contohnya, keputusan Musk idn slot untuk membatalkan larangan permanen akun-akun berbahaya dan memperbolehkan mantan Presiden AS Donald Trump kembali ke platform. Atau pemberian label “official” pada akun Twitter yang diverifikasi. Keputusan ini menuai banyak kritik.
Namun, di sisi lain ada juga harapan bahwa dengan kepemilikan Musk, Twitter akan lebih baik dalam hal kebebasan berekspresi, keterbukaan data, dan algoritma yang lebih adil. Musk juga berjanji akan memerangi bot dan spam agar pengalaman pengguna menjadi lebih baik.
Masa depan Twitter akan sangat bergantung pada keputusan apa yang akan dibuat Musk selanjutnya. Apakah Twitter a
Conclusion
Jadi, setelah setahun berada di bawah kendali Elon Musk, nilai Twitter terus turun. Meskipun Musk bertekad membayar lebih dari USD44 miliar atau sekitar Rp658 triliun untuk mendapatkan aplikasi ini, harga pembelian itu tidak sesuai dengan harapannya saat ini. Penurunan nilai Twitter memang terjadi setelah Musk mengambil alih. Pada Juni 2023, misalnya, media sosial ini memiliki valuasi sepertiga dari harga yang dibeli Musk, atau sekitar USD15 miliar. Jadi, apakah kamu percaya bahwa Musk dapat membalikkan keadaan dan membuat Twitter kembali berharga? Atau apakah ini akan menjadi kisah lain tentang kebangkrutan perusahaan teknologi di bawah kepemimpinan Musk yang kontroversial? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.